[Latest News][6]

Article
Cerpen
Fiksi
Kebangsaan
Konseling
Politik
Psikologi
Psikoterapi Islam
Relationship

Moral diantara Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Bagian 2


Sebelum kita lanjutkan pembahasan tentang teori kebutuhan Maslow, kiranya perlu bagi kita untuk memahami apa dan bagaimana esensi moral dalam pandangan filsafat. Apapun yang dimaksud dengan moralitas, maka dia akan berbicara tentang kepantasan, kelayakan, kepatutan dan keterpujian. Dalam artian bahwa hal tentang moral tersebut harus membahas kapasitas manusia untuk mengidentifikasi dan memilih antara benar atau salah kemudian bertindak secara patut. 

Socrates percaya tidak ada yang mau melakukan kesalahan. Dia menyatakan bahwa perbuatan salah selalu membahayakan orang yang berbuat salah itu sendiri dan tidak ada manusia yang berusaha berbuat hal yang dapat menyakiti diri mereka sendiri. Fitrah nya memang seperti itu, namun akal terkadang dapat hilang sehingga mengkhianati nilai moral itu sendiri sehingga dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu manusia banyak yang salah arah dan jalan.

Dalam pandangan Socrates, ini semua karena kesalahan adalah hasil dari ketidaktahuan. Ini berarti  mustahil bagi manusia untuk melakukan kesalahan karena naluri mereka untuk kepentingan diri sendiri mencegah mereka melakukan hal itu. Ini adalah pernyataan luar biasa yang menyerang rasa tidak percaya pada banyak orang yang akan kembali ke Aristoteles.

Penulis cenderung berseberangan dengan pendapat Socrates yang menyatakan bahwa semua kesalahan adalah hasil dari ketidaktahuan. Jika demikian, maka ketidaktahuan menjadi alasan berlepas diri dari segala kesalahan. Padahal, degradasi moral yang terjadi hari ini bukan disebabkan ketidaktahuan, melainkan keterpaksaan dalam memenuhi kebutuhan. 

Memang manusia memiliki potensi untuk dapat memilih hal yang benar dan salah. Manusia dapat melakukan suatu hal yang orang lain anggap salah dan suatu hal yang orang lain anggap benar.  Bahkan, sebagian orang dapat memilih untuk melakukan hal-hal yang mereka yakini hal itu salah bagi orang lain, namun tetap dilakukan demi untuk menguntungkan diri sendiri. Namun, orang-orang tidak akan memilih untuk melakukan hal-hal yang mereka anggap (pada saat keputusan) salah (berbahaya) untuk diri mereka sendiri. Oleh karena demikian, manusia memiliki naluri yang kuat untuk memberi manfaat bagi diri mereka sendiri. 

Namun hal demikian lah yang dapat mencederai moralitas kita sebagai manusia dan umat beragama. Pengetahuan obyektif sering kali berada di bawah kekuatan pemahaman diri pribadi yang intuitif. Intuisi pribadi tersebut ada untuk merasakan kesejahteraan sendiri yang menyebabkan memilih untuk melakukan, atau memiliki paksaan untuk melakukan, kesalahan tertentu bahkan ketika kesalahan itu jelas akan membahayakan.

Perbedaan antara pengetahuan objektif dan wawasan intuisi pribadi tentang kesejahteraan  sendiri adalah penting. Orang-orang dapat mengetahui bahwa mencuri itu salah, tetapi mereka merasakan manfaat melalui pencurian tersebut dikarenakan menghasilkan perolehan yang baik, yang meningkatkan kehidupan Umat manusia. Ingat prinsip psikologis yang penting, tidak ada motif untuk melakukan tindakan yang benar atau salah, melainkan keduanya membawa manfaat bagi pelaku.

Disinilah penting mengaktifkan moral atau akhlak dalam setiap hal termasuk pada pemenuhan kebutuhan. Jika kita menelisik ke dalam pemikiran Freud, moral ini dapat kita katakan sebagai Super ego. Dialah yang dapat memfilter nafsu hewani dan Ego dalam setiap perlakuan, ucapan dan keputusan yang diambil oleh manusia

Masalahnya, Manusia terobsesi untuk memberi manfaat kepada diri sendiri. Obsesi tersebut sometimes menimbulkan kesenjangan antara moralitas dan kepentingan diri sendiri yang banyak melahirkan kejahatan.

Baiklah, penulis akan mencoba menjabarkan 5 teori kebutuhan Maslow. Teori hierarki kebutuhan Maslow melihat bahwa individu yang bekerja mempunyai tahap kebutuhan dasar yang akan dicapai dalam pekerjaannya. Tahap kebutuhan itu adalah fisiologis, keamanan dan kasih sayang, sosial dan afiliasi, serta harga diri dan aktualisasi diri atau perwujudan diri. Ada beberapa contoh yang memberikan penjelasan terhadap kelima tingkat kebutuhan dasar tersebut.

a. Kebutuhan Fisiologis (Pysiological Needs)

Pertama, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama yang paling rendah yang harus dipenuhi dan dipuaskan oleh karyawan sebelum dirinya mencapai kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.

Kebutuhan ini terdiri atas makan, minum, pernapasan, dan lain-lain kebutuhan yang bersifat biologis seperti tidur dan seks. Setelah kebutuhan ini terpenuhi barulah muncul keinginan berikutnya, yaitu keamanan. Contohnya, secara umum karyawan terlebih dahulu menginginkan pekerjaan yang memberikan gaji yang memadai untuk memuaskan kebutuhannya sebelum dirinya menginginkan kebutuhan akan keamanan untuk mencapai prestasi kerja.

b. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs)

Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan tingkat kedua yang harus dipenuhi setelah kebutuhan tingkat pertama dipenuhi dan dipuaskan. Kebutuhan-kebutuhan yang termasuk dalam kebutuhan keamanan adalah kestabilan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut dan ancaman. Termasuk juga kebutuhan dalam mengikuti peraturan secara struktural, peraturan dan tata tertib, undang-undang dan batasan-batasan tertentu, dan sebagainya.

Contohnya, setiap karyawan selain dirinya ingin memperoleh gaji yang memuaskan dalam bekerja, maka ia juga membutuhkan pekerjaan yang dapat memberi keamanan dan keselamatan diri serta bebas dari ancaman agar dirinya dapat bekerja lebih berprestasi.

c. Kebutuhan Sosial (Social and Belongingness Needs)

Setelah kedua kebutuhan tadi dicapai dengan memberi kepuasan yang agak memuaskan, maka timbul kebutuhan akan sosial dan kasih sayang (social and belongingness).

Yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, pada saat ini individu akan merasa sangat kesepian dan terisolasi dari pergaulan. Individu akan membutuhkan teman dan perhatian dari seseorang. 

Contohnya, setiap karyawan selain menginginkan pekerjaan yang aman dan selamat, dirinya juga ingin dapat berinteraksi dengan orang lain dan mau dirinya untuk dikasihi dan diterima oleh orang lain agar tidak merasa kesepian sehingga dia dapat berprestasi dalam bekerja. Ketiga kebutuhan di atas merupakan kebutuhan tingkat rendah (lower level needs). Dua kebutuhan berikutnya ialah kebutuhan peringkat tinggi (higher level needs).

d. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)

Dua kebutuhan tingkat tinggi tersebut adalah kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. Kebutuhan harga diri dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama, kebutuhan terhadap kekuasaan, berprestasi, pemenuhan diri, kekuatan, dan kemampuan untuk memberi keyakinan, dan kehidupan serta kebebasan. Kedua, kebutuhan terhadap nama baik (reputation) atau prestise, status, keberhasilan, pengakuan, perhatian, dan penghargaan.

Pemuasan kebutuhan terhadap harga diri akan membawa kepada keyakinan diri, kekuatan, kemampuan, dan pemenuhan diri. Contohnya, setiap karyawan umumnya mempunyai harapan untuk dapat mencapai kebebasan diri dan memperoleh penghargaan dan kemampuan setelah kebutuhan sosial dan harga dirinya telah dipuaskan untuk mencapai prestasi kerja.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)

Akhirnya kelima, kebutuhan aktualisasi diri atau perwujudan diri yang merupakan. kebutuhan tingkat kelima yang paling tinggi bagi karyawan yang juga ingin dipenuhi dan dipuaskannya. Pada peringkat ni setiap individu dalam memenuhi kebutuhan ini sangat berbeda satu ama lain, Masing-masing ingin mewujudkan diri sebagai seorang jang mempunyai kemampuan yang unik. Kebutuhan ini ada hanya etelah empat kebutuhan sebelumnya dicapai secara memuaskan. Pada dasarnya kebutuhan ini bertujuan untuk membuat seluruh potensi yang ada dalam diri seseorang sebagai sesuatu wujud nyata, yaitu dalam bentuk usaha aktualisasi diri.



Teori kebutuhan Maslow ini dikutip dari buku Psikologi Industri dan Organisasi karya Sutarto Wijono, diterbitkan oleh Kencana Prenada Media Group pada 2010

About Author Muhammad Fathir Ma'ruf Nurasykim

Writing is one way that you can interact with the world wisely

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search