Egois Dan Penyakit Kejiwaan
Manusia memiliki berbagai tipologi kepribadian. Tipologi kerpibadian atau karakter diri ini tentu berkaitan dengan kejiwaan. Fungsi mengetahui tipe kepribadian ini adalah agar dapat memaksimalkan perubahan diri ke arah yang lebik baik dan positif.
Memahami tipe-tipe kepribadian seseorang juga dapat membantu dalam memahami lawan bicara pada interaksi sosial dengan orang-orang sekitar. Mengetahui tipe kepribadian seseorang berguna bagi kita untuk mengkondisikan atau menyesuaikan sikap dan perilaku kita terahadap lawan bicara.
Pada kesempatan kali ini kita tidak akan membahas tipologi kepribadian tersebut satu per satu, akan tetapi yang akan kita bahas adalah kejiwaan orang yang selalu mencari aman.
Oke, wajar seorang manusia mencari serta memerlukan rasa aman. Aman dari segala hal yang mengancam dirinya, segala hal yang memberikan dampak buruk baginya, urusan perutnya, dari ancaman hilangnya jabatan pekerjaan, hilangnya karir, bahkan aman dari konsep diri atau citra yang buruk.
Oleh karena demikian, orang-orang yang memiliki pemikiran persis seperti beberapa contoh di atas, maka ketahanan dirinya sangat rapuh. Orang-orang semacam itu hanya akan menyelamatkan dirinya sendiri tanpa perduli bahwa keselamatan dirinya bisa menyebabkan kehancuran bagi orang lain.
Tidak ada landasan persaudaraan keislaman, dia tidak melihat bagaimana agama mengatur, serta seperti apa peradaban yang diciptakan oleh Islam. Bayangkan, jika kamu bersahabat dengan orang-orang seperti ini, pertanyaan dari saya adalah persahabatan atau pertemanan seperti apa yang kamu harapkan kedepan?.
Orang-orang yang selalu mencari aman akan menjadi kutu loncat bagi siapapun, setelah dia menghisap darah orang lain, maka ia akan segera mencari sumber darah yang baru dan bisa bisa sumber darah yang baru itu adalah kamu.
Orang-orang yang seperti ini memiliki gangguan kejiwaan. Ada sesuatu yang abnormal atau cacat dalam jiwanya. Dia tidak mampu bertindak sesuai dengan asas kebenaran dan kesalahan. Dia tak mengerti sisi mana yang salah. Malah memungkinkan baginya untuk menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah. Hal itu terjadi tidak lain dan tidak bukan karena dia punya tipe manusia yang selalu mencari rasa aman.
Dia tak tahu, bahwa rasa aman yang dia peroleh adalah hasil dari ketakutannya yang ekstrim atau mungkin rasa apatisnya terhadap kebenaran sehingga yang muncul adalah sikap seperti itu.
Mereka yang seperti ini tidak akan bisa menjadi penengah atas suatu masalah dan cenderung menghindari konflik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar